Ritual Tragedi Lebaran
Saya kurus,
Saya bau,
Saya hitam,
Kantong mata saya gede, kurang tidur...
Tulang-tulang saya remuk,
Tangan saya nggak sehalus dulu lagi...
...
Nggak deng.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada menghiperbolakan penderitaan, untuk mendapatkan simpati. Tentu kenyataannya nggak sebusuk itu.
Hey, at least 5% of it is true. Well, what really happened is :
Saya sedikiiiiiiiiiiiiit mengurus.
Kurus? Gila apa? Saya nggak mungkin kurus. Ideal sih mungkin, tapi itu dulu, waktu saya dengan rajin lari+ push up-sit up 100 kali setiap hari. Eitss, tenangggg... bukan atas nama kesadaran, tapi atas perintah ospek.
Yang terjadi adalah saya hanya sedikiiiiiiiit mengurus. Kali ini atas nama pekerjaan rumah tangga. Let's see : nyapu-ngepel, cuci mobil, cuci piring, siram tanaman.
Nggg... udah ya, itu aja?
Well, at least saya cuman menghilangkan kata 'sedikiiiiiiiiit' (dengan banyak 'i') di awal posting. Doesn't make any difference rite?
Saya lagi sering berkeringat.
BUKAN bau ya. BUKAN juga bau matahari. Enak aja.
Marco bau? Yea rite. Tanyakan pada teman-temanku : kapannnn? kapannnnn?? Yang bener adalah saya lagi sering berkeringat, kembali atas nama pekerjaan rumah tangga. Definitely in a sexy way, persis seperti yang digunjingkan perempuan-perempuan kalo ngeliat laki-laki ganteng berkeringat di gym.
Again, saya hanya mengganti kata frase 'lagi sering berkeringat' dengan kata yang lebih singkat. Lebih mengundang simpati tokh?
Saya mulai berwarna.
BUKAN hitam lho ya, bukan hitam. Saya nggak mungkin hitam. Nggak bisa, tepatnya. Pengalaman membuktikan, berjemur di Bali bikin saya jadi seperti kepiting rebus ketimbang eksotis.
Yang terjadi adalah, sekarang saya lagi sedikit bersahabat dengan matahari. Cuma dia yang setia menemani sepanjang perjalanan beli sate buat makan siang ke depan kompleks. Mungkin tidak eksotis, tapi cukup bisa dibedakan dari warna hati yang (katanya) kembali putih bersih di hari yang Fitri.
Kantong mata saya gede, kurang tidur...
Oh, kalo yang ini sih bener. Sumpah, 100% bener!
Tapi yang ini atas nama kesadaran pribadi dan kebahagiaan duniawi. Being a couch potato. Ain't it fun? Boleh dong ah nambah-nambah dikit di daftar.
Tulang-tulang saya sedang aktif bergerak
Nggak, nggak sampai remuk. Yaah mungkin rematik di sana sini gara-gara aktivitas rumah tangga itu tadi. Barangkali juga sedikit berbunyi kalo saya bergerak-gerak, tapi masih on beat kok. Lumayan berirama. Nggak malu-maluin lah.
Tenang, saya masih belum sesial Quasimodo.
Sirkulasi darah di tangan saya sedang lancar-lancarnya
Yaaah, emang sih, nyapu tiap hari-cuci piring-cuci mobil-ngepel agak sedikit mengubah tekstur permukaan kulit tangan saya. Tapi bukan berarti kasar seperti tangan pembantu yaaa... Kasar-terawat laki gitu lah (Halah)
Hmph...
All these facts lead to a very very very serious question:
WHERE HAVE ALL THE BABUS GONE?!????
Eh, beneran.
Pembantu saya nggak balik, tentunya dengan seratus-ribu-juta alesan yang mengarah ke kebohongan. Well, I need a new one. Ada yang mau nawarin? Atau mungkin berminat?
0 Comments:
Post a Comment
<< Home