Crazy Little Thing Called Faith
[ngelirik jam]
Masih jam 8.43 pagi.
Seperti biasa saya selalu kepagian, karena mesti nganter ibu saya ke kantor dulu. Di saat orang-orang mungkin baru melek, saya udah berhadapan sama komputer. Fine. Got the perfect parking slot anyway.
Tapi keadaan pagi ini nggak begitu baik nih.
GALAU
Tidurnya nggak enak banget tadi malem. Hari ini, 29 April, bisa jadi adalah hari penting buat beberapa orang, karena seluruh hidupnya berubah total mulai hari ini (mungkin ada yang berencana operasi kelamin hari ini? har...!) . Sebenernya sih hari ini nggak terlalu penting buat saya. Tapi ujung-ujungnya jadi ikut-ikutan penting, gara-gara penting buat beberapa orang itu tadi!!! Akhirnya kebawa sampai ke peraduan deh semalem.
...duh nggak penting banget nih.
Helppppp!!! I'm not the one who's doing this!!!!
Sebenernya saya paling nggak suka ketidakjelasan, apalagi kalo statusnya di-pending kayak gini (eiiiitsss, ini bukan curhat cinta) . Apalagi kalo saya nggak bisa bikin apa-apa, dan cuma berserah sama 'nasib' atau bisa dibilang 'takdir', yang sering dijadiin black goat (baca: kambing hitam) setiap seseorang mengalami perubahan besar dalam hidup, lewat kalimat: 'apa pun yang terjadi, itu udah jadi kehendak Yang Di Atas' (nengok ke atas. maksudnya langit-langit? atau bos baru yang bule keriting itu? heu...)
...duh, maaf ya kalo nggak lucu. Agak gak sincere ngelucunya.
Ya karena itu tadi.
(sigh)
Kalo pun bisa menentukan takdir, sampai tulisan ini diturunkan pun saya masih belum tau, which ending will suit me; Sad ending may be sad, but it relieves me -while on the other hand happy ending makes me smile, but it kills me.
Perkenalkan, "Simalakama fruit", buah impor yang mungkin nggak akan pernah ditanem petani mana pun, karena pasti nggak laku alias dihindarin banyak orang. Dikasih gratis pun orang nggak bakal mau, mengingat efek samping yang ditimbulkan buah ini terlampau mengerikan : nggak bisa tidur tenang, hilang selera humor, dan gejala-gejala kegalauan lain yang mungkin akan diakhiri dengan depresi sesaat.
(mulut monyong)
Darn. I'm really in a position where all I can do is sit and watch. Jadi penonton sejati.
Tunggu aja yaa. Sesudah hari ini berakhir, saya kasih tau, bagian mana dari buah simalakama yang akhirnya saya gigit.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home