Monday, September 26, 2005

Teori Keseimbangan

Djakarta, 26 September 2005
+ jam 8 malem, Pak Sasa Djuarsa (mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan nama)bersabda :

Alkisah,
otak manusia itu terbagi menjadi dua bagian. Otak kiri dan otak kanan. Otak kiri hidupnya berurusan sama pemrosesan data, sementara otak kanan urusannya sama perasaan.
Kalo di komunikasi, otak kiri itu tugasnya untuk menstimulan komunikasi verbal, sementara yang kanan buat yang non-verbal.

...
Ceunah.
Bagian ini belom bikin saya tertarik kok, karena masih belom ada hubungannya sama saya.

Konon di Indonesia,
kedua bagian otak ini mengalami tekanan sangat berat selama rezim oknum berinisial S selama 32 tahun. Turun temurun. Akhirnya, di saat rezim ini lewat, otak itu belum bisa berkembang maksimal, karena masih dalam proses melepaskan diri dari tekanan.
Hasilnya, mbleweh dul pret pret... Ini bisa diliat dari respon kita menghadapi tekanan, contohnya pas mobil tabrakan atau keserempet. Kalo di Amerika, mentok-mentok orang ngamuk sambil nunjuk-nunjuk. Intinya, komunikasi yang terjadi verbal abis.
Lha kalo di Indonesia? Tau sendiri.
Minimal muka bonyok binti bopeng (kalo yang tabrakan sama-sama laki-laki) atau mungkin jambak-jambakan (kalo sama-sama perempuan), pembelajaran bahasa seputar kebun binatang dan selangkangan (kalo masih sama-sama laki atau sama-sama perempuan), atau anomali yang paling umum : kenalan (kalo yang nyerempet beda kelamin).

Well, intinya adalah... orang Indonesia kasar-kasar, verbal maupun non-verbal.

Hmm...
Akhirnya pertanyaan yang selalu menggelitik nurani kalbu terdalam saya terjawab. Ternyata INILAH penyebab kenapa saya selalu punya sudut pandang sendiri terhadap semua kebaikan atau fenomena-fenomena normal sehari-hari. Sudut pandang yang pastinya kasar.
Marco gitu loh.

Contoh ya...
Di suatu arisan keluarga bokap yang (sialnya) dibikin di rumah setelah 10 tahun nggak, banyak sekali ibu-ibu yang (tentunya) menurut saya ganggu, dengan komentar-komentarnya.

"Eeeh Marco, apa kabaaar? Tuh ada anak tante di depan, yang sama-sama di ITB itu lhooo! Dia sekarang udah di Unilever 3 tahun!"
Maka sudut pandang saya memerintah hati saya untuk berbicara :
"SOOOOOOOOOOOO???? Jadi maksud situ anak situ sekarang kaya? Emang ada apa sih sama Unilever? Bangga banget ya? Gue aja suka SMS-an sama Delon, tapi nggak sombong!? (boong deng) Maunya apa sih? Hah? Hah? Hah?"

"Iyaaa, dulu sebenernya sering liat dari jauh waktu di kampus, tapi kayaknya Marco suka nggak ngeliat..."
Maka sudut pandang saya memerintah hati saya untuk berbicara :
"Oya?? Alhamdulillah dooong... Kalo pun saya ngeliat, situ ngarepinnya saya ngapain? Teriak-teriak manggil kayak orang jaman Megantropus Palaeojavanicus? Emang situ sapa? Delon? (kok Delon lagi?) Hah? Hah?"

"Eeeeeh Marco!!! Apa kabaar? Ya ampuuun, udah lama banget yaaa nggak ketemu! 10 tahun!!"
Maka sudut pandang saya memerintah hati saya untuk berbicara :
"Ya, ya, nggak ketemunya nggak bisa lebih lama lagi ya?"


Makanya, ati-ati kalo mau SKSD sama saya ya...
Bukannya nakut-nakutin lho, tapi saya kasar.